Kamis, 01 Juli 2010

Makro 1

Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total
berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro
(Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih
kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama
adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).
Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan
(Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium, kalium & klorida merupakan
mineral dengan konsentrasi terbesar yang terdapat di dalamnya. Sehingga dengan semakin besar laju
pengeluaran keringat, maka laju kehilangan natrium , kalium dan klorida dari dalam tubuh juga akan semakin
besar. Diantara ketiganya, natrium dan klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi yang
terbawa keluar tubuh melalui kelenjar keringat (sweat glands). Oleh karena itu maka pembahasan mengenai
mineral dalam penulisan ini hanya akan berfokus pada 3 mineral utama yaitu natrium, kalium dan klorida.
1.Natrium
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam seperti
+ natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai Na . Diperkirakan
+ hampir 100 gram dari ion natrium (Na ) atau ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh
manusia. Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa
berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari).
Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan
melalui urin & keringat.
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan
+ tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na )
merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan
konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan
berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang
lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.

Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan
cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses absorpsi
+ - glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl ) akan
memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.
Kalium
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation)
utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan
konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh
akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total
kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular
yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi
antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam
tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun
jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa
faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan
sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan
+ + keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan
dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di
dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.
KLORIDA
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan negatif
- - yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/
Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada
cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga
keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai
pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
+ Bersama dengan ion natrium (Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar
melalui keringat

Makro 1

Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total
berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro
(Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih
kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama
adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).
Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan
(Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium, kalium & klorida merupakan
mineral dengan konsentrasi terbesar yang terdapat di dalamnya. Sehingga dengan semakin besar laju
pengeluaran keringat, maka laju kehilangan natrium , kalium dan klorida dari dalam tubuh juga akan semakin
besar. Diantara ketiganya, natrium dan klorida merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi yang
terbawa keluar tubuh melalui kelenjar keringat (sweat glands). Oleh karena itu maka pembahasan mengenai
mineral dalam penulisan ini hanya akan berfokus pada 3 mineral utama yaitu natrium, kalium dan klorida.
1.Natrium
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam seperti
+ natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai Na . Diperkirakan
+ hampir 100 gram dari ion natrium (Na ) atau ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh
manusia. Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa
berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari).
Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan
melalui urin & keringat.
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan
+ tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na )
merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan
konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan
berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang
lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.

Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan
cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses absorpsi
+ - glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl ) akan
memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.
Kalium
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation)
utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan
konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh
akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total
kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular
yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi
antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam
tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun
jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa
faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan
sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan
+ + keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan
dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di
dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.
KLORIDA
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan negatif
- - yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/
Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada
cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga
keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai
pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
+ Bersama dengan ion natrium (Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar
melalui keringat

Sistem Limfatik

1. Carilah struktur system limfatik beserta keterangan,fungsinya,letak,gambarnya!

JAWAB:

1.PEMBULUH LIMFA

Pembuluh limfe membawa cairan yang disebut limfe ke seluruh tubuh. Limfe membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan mengumpulkan kelebihan cairan dari jaringan dan mengembalikannya ke aliran darah. Limfe juga membawa sel darah putih yang melawan infeksi. Darah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan di kembalikan melalui vena dan sebagian cairan meninggalkan sirkulasi di kembalikan melalui saluran limfe yang merembes dalam ruang-ruang jaringan.Susunan pembuluh limfe disebut juga mildleman atau susunan tengah karena merupakan saluran antara darah dan cairan jaringan yang terdapat zat-zat koloid,garam elektrolit tidak dapat masuk ke dalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui kapiler-kapiler limfe atau saluran limfe.

Fungsi pembuluh limfe:
1.Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kalenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Membawa lemak yang sudah di buat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.Susunan limfe yang melaksanakan ini ialah saluran lacteal.
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
5.Menghasilkan zat antibody untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.

Sturktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga tanpak seperti rangkaian merjan.Pembuluh darah limfe yang terkecil atau kapiler lebih besar dari kapiler darah terdiri atas selapis endothelium.Pembuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga limfe di dalam jaringn berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus yang di sebut lacteal yang di jumpai dalam vili usus.

2.KELENJAR LIMFA

Kelenjar limfe yang terletak di titik pertemuan antar pembuluh limfe, menyaring organisme penginfeksi dari limfe. Kelenjar ini dipenuhi limfosit, sejenis sel darah putih. Kelompok simpul limfe terdapat di banyak bagian tubuh, termasuk di leher, ketiak, dan lipat-paha Kelenjar ini berbentuk bulat lonjong denga ukuran kira-kira 10-25mm.Limfe juga disebut getah bening,merupakan cairan yang susunan isinya hamper sama dengan plasma darah dan cairan jaringan.Bedanya ialah dalam cairan limfe banyak mengandung sel darah limfosit,tidak terdapat karbondioksida,dan mengandung sedikit oksigen.Cairan limfe yang berasal dari usus banyak mengandung zat lemak.Cairan limfe ini di bentuk atau berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam kapiler-kapiler limfe dan seterusnya akan masuk ke dalam peredaran darah melalui vena.

Fungsi kelenjar limfe:
1. Menyaring cairan limfe dari benda asing.
2. Pembentukan limfosit.
3. Membentuk antibody
4. Pembuangan bakteri
5. Membantu reabsorpsi lemak.

Faktor penggerak cairan limfe:
1. Kontraksi otot-otot akan menekan cairan limfe bergerak.
2. Pada inspirasi dan ekspirasi rongga dada,mengakibatkan adanya perubahan tekanan.
3. Masase tubuh(pemijatan tubuh)


3.CAIRAN LIMFA

Konsentrasi protein di dalam cairan interstisial rata-rata 2gr/100ml Kosentrasi protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan dari jaringan perifer mendekati nilai ini atau lebih pekat.Sebaliknya cairan limfe yang terbentuk dalam hati mempunyai konsentrasi protein 6gr/100mldan limfa yang terbentuk dalam usus mempunyai konsentrasi protein 3-5gr/100ml.Karena lebih dari separuh limfe berasal dari hati dan usus maka cairan limfe duktus torasikus merupakan campuran dari semua daerah tubuh dan mempunyai konsentrasi protein sebesar 3-5gr/100ml.

4.TIMUS
Timus ialah suatu organ yang terdapat dalam rongga toraks. Semasa perkembangan janin, timus membesar dan mencapai ukuran maksimum ketik dewasa. Selepas itu ia akan mengalami atrofi, didalam timus akan terjadi pematangan sel limfosit T ( Miller,1969 ).
Limfosit adalah suatu jenis sel darah putih yang terlibat dalam sistem kekebalan pada vertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes) dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu dalam sistem pertahanan tubuh. Limfosit dibuat di sumsum tulang hati (pada fetus) dengan bentuk awal yang sama tetapi kemudian berdiferensiasi. Limfosit dapat menghasilkan antibodi pada anak-anak dan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia ( Ima, 2008 ).
Kelenjar timus adalah organ imunitas yang sentral. Bersama-sama dengan MSC, timus dikenal sebagai the best approach dalam penyembuhan berbagai penyakit berbasis terapi sel. Di antaranya penyakit imun, kanker, Chronic Fatigue Syndrome (CFS) dan infeksi virus. Timus adalah "sarang" yang berlokasi di mediastinum bagian atas. Timus berkembang sampai masa pubertas, dan setelah itu ia akan menyusut atau digantikan oleh jaringan lemak. Kelenjar timus normalnya berfungsi secara efektif sepanjang umur manusia, namun fungsinya menurun seiring usia. Akibatnya, insiden penyakit autoimun dan pertumbuhan sel-sel ganas meningkat. Tetapi sejumlah nukleoprotein (asam timonukleat) mengambil alih beberapa fungsi timus. Selain itu kelenjar timus berinteraksi dengan gonad dalam mempengaruhi pertumbuhan tubuh ( Miller, 1961 ).
Perkembangan seluruh sistem limfatik diputuskan dan diatur oleh timus. Timus (bersama-sama dengan sumsum tulang) adalah organ imunitas yang utama. Tahun 1961, Miller dkk menemukan manfaat utama dari kelenjar timus dalam pematangan imunologi. Mereka membuktikan bahwa tikus yang baru lahir tidak mengalami perkembangan imunitas setelah kelenjar timus mereka dieksisi. Ini artinya faktor selular dan hormonal timus menjadi perantara bagi pematangan sistem imunologi sehingga sel-sel imun menjadi sel yang siap berperang. Perkembangan limfosit T dari sel induk yang ada di sum-sum tulang belakang juga melalui kelenjar timus. Sekitar 3% "pre-thymus lymphocytes" akan bermigrasi ke timus sebelum melanjutkan perjalanan ke sirkulasi darah. Sisanya yang ada di kelenjar timus adalah yang terbaik untuk ditatar agar mengenali sel-sel yang ada di tubuh (Miller, 1961).
Setelah proses pematangan selesai, sel-sel imun ditempatkan di sistem limfatik (kelenjar getah bening, dinding usus, limpa dan sum-sum tulang). Limfosit dilepaskan ke sirkulasi darah dan akan mengenali permukaan sel-sel seseorang sebagai milik mereka. Faktor-faktor HLA (human lymphocyte antigen markers) berintegrasi di permukaan sel di tubuh manusia dan masing-masing orang memiliki karakter berbeda (identitas HLA). Limfosit-limfosit timus (limfosit T) mengenali sel-sel tubuh mereka karena informasi yang ditempelkan pada mereka selama perjalanan mereka singgah di timus. Subkelompok dari limfosit T akan terus menerus terbentuk melalui kontak dengan timosit (hormon timus), misalnya sel-sel T-helper. Jika perlu (aksi defensif) produk ini akan memproduksi imunoglobin yang spesifik melawan agen-agen asing. Limfosit sel B tidak akan sanggup mengubah diri mereka menjadi immunoglobulin yang memproduksi sel-sel plasma jika tidak ada sel-sel T-helper atau faktor timus. Sel-sel T-supresor memiliki efek penghambat pada limfosit-limfosit sehingga tidak telalu banyak antibodi yang terbentuk. Penyakit autoimun, atau penyakit imun yang kompleks akan sulit sekali dijelaskan tanpa adanya sel-sel supresor ini ( Miller, 1961 ).
Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.



5. LIMFA
Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilak-sanakan organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan.Limfa merupakan sebuah organ yang terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri bawah iga ke-9,10,dan 11.Limfa berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma.Jalinan struktur jaringan ikat diantara jalinan itu membentuk isi limfa /pulpa yang terdiri dari jaringan limfa dan sejumlah besar sel-sel darah.

Fungsi limfa:
a.Sebagai gudang darah seperti hati,limfa banyak mengandung kapiler-kapiler darah.Dengan demikian banyak darah yang mengalir dalam limfa.
b.Sebagai pabrik sel darah,limfa dapat memproduksi leukosit dan eritrosit terutama limfosit.
c.Sebagai tempat penghancuran eritrosit,karena di dalam limfa terdapat juga jaringan reticulum endotel maka limfa tersebut dapat menghancurkan eritrosit sehingga hemoglobin dapat dipisahkan dari zat besinya.
d.Menghasilkan zat antibody.




Limfa menerima darah dari arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis pada vena porta.Darah dari limfa tidak langsung menuju jantung tetapi terlebih dulu ke hati.Pembuluh darah masuk dan keluar melalui hilus yang berada di permukaan dalam.Pembuluh darah itu memperdarahi pulpa sehingga darah bercampur dengan unsure limfa.



















2.Carilah aliran limfa organ dan jaringan!

JAWAB:



Aliran limfe berfungsi untuk membawa kembali ke aliran darah hasil metabolisme juga benda asing yang tidak teresorbsi oleh aliran darah kapiler
Aliran limfe bermuara ke
1. Duktus Thoraksikus
2. Duktus Limfatikus Kanan
Duktus Thoraksikus menerima aliran limfe dari bagian tubuh bawah diafragma, termasuk dari kavum abdomen, juga dari bagian tubuh sis kiri atas diafragma. Duktus Thoraksikus bermuara pada pertemuan vena Jugularis dan vena Subklavia kiri. D. Limfatikus kanan menerima al limfe dari bag tubuh sisi kanan atas diafragma.
Aliran limfe dipengaruhi antara lain oleh
- cairan negatif intrathoraks
- kontraksi otot skelet
- gravitasi
- katup dalam pembuluh limfe
- temperatur tubuh
- keadaan radang
- gradasi tekanan intralimfatika
Warm temperature meningkatkan aliran limfe mungkin melalui hukum Brown, bahwa gerakan molekul berbanding lurus dengan suhu.

Pemeriksaan Neurologi

Pemeriksaan Neurologi
1. Fungsi Cerebral
Keadaan umum, tingkat kesadaran yang umumnya dikembangkan dengan Glasgow Coma Scala (GCS) :

• Refleks membuka mata (E)
4 : Membuka secara spontan
3 : Membuka dengan rangsangan suara
2 : Membuka dengan rangsangan nyeri
1 : Tidak ada respon

• Refleks verbal (V)
5 : Orientasi baik
4 : Kata baik, kalimat baik, tapi isi percakapan membingungkan.
3 : Kata-kata baik tapi kalimat tidak baik
2 : Kata-kata tidak dapat dimengerti, hanya mengerang
1 : Tidak keluar suara

• Refleks motorik (M)
6 : Melakukan perintah dengan benar
5 : Mengenali nyeri lokal tapi tidak melakukaan perintah dengan benar
4 : Dapat menghindari rangsangan dengan tangan fleksi
3 : Hanya dapat melakukan fleksi
2 : Hanya dapat melakukan ekstensi
1 : Tidak ada gerakan

Cara penulisannya berurutan E-V-M sesuai nilai yang didapatkan. Penderita yang sadar = Compos mentis pasti GCS-nya 15 (4-5-6), sedang penderita koma dalam, GCS-nya 3 (1-1-1)
Bila salah satu reaksi tidak bisa dinilai, misal kedua mata bengkak sedang V dan M normal, penulisannya X – 5 – 6. Bila ada trakheastomi sedang E dan M normal, penulisannya 4 – X – 6. Atau bila tetra parese sedang E an V normal, penulisannya 4 – 5 – X.
GCS tidak bisa dipakai untuk menilai tingkat kesadaran pada anak berumur kurang dari 5 tahun.

Derajat kesadaran :
Sadar : Dapat berorientasi dan berkomunikasi
Somnolens : dapat digugah dengan berbagai stimulasi, bereaksi secara motorik / verbal kemudian terlenan lagi. Gelisah atau tenang.
Stupor : gerakan spontan, menjawab secara refleks terhadap rangsangan nyeri, pendengaran dengan suara keras dan penglihatan kuat. Verbalisasi mungkin terjadi tapi terbatas pada satu atau dua kata saja. Non verbal dengan menggunakan kepala.
Semi koma : tidak terdapat respon verbal, reaksi rangsangan kasar dan ada yang menghindar (contoh mnghindri tusukan)
Koma : tidak bereaksi terhadap stimulus

Kualitas kesadaran :
Compos mentis : bereaksi secara adekuat
Abstensia drowsy/kesadaran tumpul : tidak tidur dan tidak begitu waspada. Perhatian terhadap sekeliling berkurang. Cenderung mengantuk.
Bingung/confused:disorientasi terhadap tempat, orang dan waktu
Delerium : mental dan motorik kacau, ada halusinasi dn bergerak sesuai dengan kekacauan fikirannya.
Apatis : tidak tidur, acuh tak acuh, tidak bicara dan pandangan hampa

Gangguan fungsi cerebral meliputi :
Gangguan komunikasi, gangguan intelektual, gangguan perilaku dan gangguan emosi

Pengkajian status mental / kesadaran meliputi :
GCS, orientasi (orang, tempat dan waktu), memori, interpretasi dan komunikasi.

2. Fungsi nervus cranialis
Cara pemeriksaan nervus cranialis :
a. N.I : Olfaktorius (daya penciuman) :
Pasiem memejamkan mata, disuruh membedakaan bau yang dirasakaan (kopi, tembakau, alkohol,dll)
b. N.II : Optikus (Tajam penglihatan):
dengan snelen card, funduscope, dan periksa lapang pandang
c. N.III : Okulomorius (gerakam kelopak mata ke atas, kontriksi pupil, gerakan otot mata):
Tes putaran bola mata, menggerkan konjungtiva, palpebra, refleks pupil dan inspeksi kelopak mata.
d. N.IV : Trochlearis (gerakan mata ke bawah dan ke dalam):
sama seperti N.III
e. N.V : Trigeminal (gerakan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi, refleks kornea dan refleks kedip):
menggerakan rahang ke semua sisi, psien memejamkan mata, sentuh dengan kapas pada dahi dan pipi. Reaksi nyeri dilakukan dengan benda tumpul. Reaksi suhu dilakukan dengan air panas dan dingin, menyentuh permukaan kornea dengan kapas
f. N.VI : Abducend (deviasi mata ke lateral) :
sama sperti N.III
g. N.VII : Facialis (gerakan otot wajah, sensasi rasa 2/3 anterior lidah ):
senyum, bersiul, mengerutkan dahi, mengangkat alis mata, menutup kelopak mataa dengan tahanan. Menjulurkan lidah untuk membedakan gula dengan garam
h. N.VIII : Vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan ) :
test Webber dan Rinne
i. N.IX : Glosofaringeus (sensasi rsa 1/3 posterio lidah ):
membedakan rasaa mani dan asam ( gula dan garam)
j. N.X : Vagus (refleks muntah dan menelan) :
menyentuh pharing posterior, pasien menelan ludah/air, disuruh mengucap “ah…!”
k. N.XI : Accesorius (gerakan otot trapezius dan sternocleidomastoideus)
palpasi dan catat kekuatan otot trapezius, suruh pasien mengangkat bahu dan lakukan tahanan sambil pasien melawan tahanan tersebut. Palpasi dan catat kekuatan otot sternocleidomastoideus, suruh pasien meutar kepala dan lakukan tahanan dan suruh pasien melawan tahan.
l. N.XII : Hipoglosus (gerakan lidah):
pasien suruh menjulurkan lidah dan menggrakan dari sisi ke sisi. Suruh pasien menekan pipi bagian dalam lalu tekan dari luar, dan perintahkan pasien melawan tekanan tadi.

3. Fungsi motorik
a. Otot
Ukuran : atropi / hipertropi
Tonus : kekejangan, kekakuan, kelemahan
Kekuatan : fleksi, ekstensi, melawan gerakan, gerakan sendi.

Derajat kekuatan motorik :
5 : Kekuatan penuh untuk dapat melakukan aktifitas
4 : Ada gerakan tapi tidak penuh
3 : Ada kekuatan bergerak untuk melawan gravitas bumi
2 : Ada kemampuan bergerak tapi tidak dapat melawan gravitasi bumi.
1 : Hanya ada kontraksi
0 : tidak ada kontraksi sama sekali

b. Gait (keseimbangan) : dengan Romberg’s test

4. Fungsi sensorik
Test : Nyeri, Suhu,
Raba halus, Gerak,
Getar, Sikap,
Tekan, Refered pain.

5. Refleks
a. Refleks superficial
• Refleks dinding perut :
Cara : goresan dinding perut daerah epigastrik, supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial
Respon : kontraksi dinding perut

• Refleks cremaster
Cara : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke bawah
Respon : elevasi testes ipsilateral
• Refleks gluteal
Cara : goresan atau tusukan pada daerah gluteal
Respon : gerakan reflektorik otot gluteal ipsilateral

b. Refleks tendon / periosteum
• Refleks Biceps (BPR):
Cara : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku.
Respon : fleksi lengan pada sendi siku

• Refleks Triceps (TPR)
Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi
Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku

• Refleks Periosto radialis
Cara : ketukan pada periosteum ujung distal os radial, posisi lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi
Respon : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi krena kontraksi m.brachiradialis

• Refleks Periostoulnaris
Cara : ketukan pada periosteum prosesus styloid ilna, posisi lengan setengah fleksi dan antara pronasi supinasi.
Respon : pronasi tangan akibat kontraksi m.pronator quadratus


• Refleks Patela (KPR)
Cara : ketukan pada tendon patella
Respon : plantar fleksi kaki karena kontraksi m.quadrisep femoris

• Refleks Achilles (APR)
Cara : ketukan pada tendon achilles
Respon : plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius

• Refleks Klonus lutut
Cara : pegang dan dorong os patella ke arah distal
Respon : kontraksi reflektorik m.quadrisep femoris selama stimulus berlangsung

• Refleks Klonus kaki
Cara : dorsofleksikan kki secara maksimal, posisi tungkai fleksi di sendi lutut.
Respon : kontraksi reflektorik otot betis selama stimulus berlangsung

c. Refleks patologis
• Babinsky
Cara : penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior
Respon : ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari kaki lainnya
• Chadock
Cara : penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis dari posterior ke anterior
Respon : seperti babinsky

• Oppenheim
Cara : pengurutan krista anterior tibia dari proksiml ke distal
Respon : seperti babinsky

• Gordon
Cara : penekanan betis secara keras
Respon : seperti babinsky

• Schaefer
Cara : memencet tendon achilles secara keras
Respon : seperti babinsky

• Gonda
Cara : penekukan (plantar fleksi) maksimal jari kaki ke-4
Respon : seperti babinsky

• Stransky
Cara : penekukan (lateral) jari kaki ke-5
Respon : seperti babinsky

• Rossolimo
Cara : pengetukan pada telapak kaki
Respon : fleksi jari-jari kaki pada sendi interfalangeal

• Mendel-Beckhterew
Cara : pengetukan dorsum pedis pada daerah os coboideum
Respon : seperti rossolimo

• Hoffman
Cara : goresan pada kuku jari tengah pasien
Respon : ibu jari, telunjuk dan jari lainnya fleksi

• Trommer
Cara : colekan pada ujung jari tengah pasien
Respon : seperti hoffman

• Leri
Cara : fleksi maksimal tangan pada pergelangan tangan, sikap lengen diluruskan dengan bgian ventral menghadap ke atas
Respon : tidak terjadi fleksi di sendi siku

• Mayer
Cara : fleksi maksimal jari tengah pasien ke arah telapk tangan
Respon : tidak terjadi oposisi ibu jari
d. Refleks primitif
• Sucking refleks
Cara : sentuhan pada bibir
Respon : gerakan bibir, lidah dn rahang bawah seolah-olah menyusu

• Snout refleks
Cara : ketukan pada bibir atas
Respon : kontrksi otot-otot disekitar bibir / di bawah hidung
• Grasps refleks
Cara : penekanan / penekanan jari pemeriksa pada telapak tangan pasien
Respon : tangan pasien mengepal

• Palmo-mental refleks
Cara : goresan ujung pena terhadap kulit telapak tangan bagian thenar
Respon : kontaksi otot mentalis dan orbikularis oris (ipsi lateral)

Selain pemeriksaan tersebut di atas juga ada beberapa pemeriksaan lain seperti :
Pemeriksaan fungsi luhur:
1. Apraxia : hilangnya kemampuan untuk melakukan gerakan volunter atas perintah
2. Alexia : ketidakmampuan mengenal bahasa tertulis
3. Agraphia : ketidakmampuan untuk menulis kata-kata
4. Fingeragnosia: kesukaran dalam mengenal, menyebut, memilih dan membedakan jari-jari, baik punya sendiri maupun orang lain terutama jari tengah.
5. Disorientasi kiri-kanan: ketidakmampuan mengenal sisi tubuh baik tubuh sendiri maupun orang lain.
6. Acalculia : kesukaran dalam melakukan penghitungan aritmatika sederhana.